Sabtu, 10 Januari 2015

Flinders Petrie

   Sir William Matthew Flinders Petrie (3 Juni 1853 – 28 Juli 1942), merupakan seorang egyptolog asal Inggris dan juga pelopor metodologi sistematis dalam arkeologi serta pelestarian artefak. Dia adalah egyptolog pertama di Inggris dan telah melakukan penggalian (ekskavasi) di berbagai situs arkeologi di Mesir. Beberapa temuannya yang paling terkenal antara lain Prasasti Merneptah dan sistem pertanggalan berdasarkan lapisan keramik.

Kehidupan Pribadi
Image   William Matthew Flinders Petrie lahir di Charlton, Kent, Inggris pada 3 Juni 1853, merupakan putra dari pasangan William Petrie dan Anne Flinders. Sejak kecil, Flinders tidak menjalani pendidikan formal seperti kebanyakan anak lainnya. Dia mempelajari semua hal dari ayahnya, mulai dari metode survei yang akurat hingga meyakinkan Flinders untuk menjadi seorang arkeolog. Dia mulai membicarakan tentang arkeologi sejak umur delapan tahun dan pada masa itu, ia sudah mempelajari tiga bahasa yaitu, Prancis, Latin, dan Yunani.
   Petrie menikah dengan Hilda Urlin pada 26 November 1896 dan dikaruniai dua orang anak yaitu, John Petrie dan Ann Petrie. Pada awalnya, mereka tinggal di Hampstead namun saat ia pensiun dari jabatan profesor pada tahun 1933, ia pindah dan menetap di Yerusalem.
   Pada tahun 1942, Petrie meninggal dunia dan menyumbangkan kepalanya kepada Royal College of Surgeons, London, dan tubuhnya dimakamkam di Kompleks Pemakaman Mt. Sion. Saat itu, tengah terjadi Perang Dunia II sehingga kepala Flinders tertahan di tengah jalan. Kepalanya disimpan dan tidak pernah dipublikasikan oleh pihak Royal College of Surgeons, London.

Karir dalam Arkeologi
   Pada masa remajanya, Petrie melakukan survei di monumen-monumen prasejarah di Inggris untuk memahami posisi geometrisnya (19 survei yang paling akurat adalah di Stonehenge). Pada awal tahun 1880, Petrie pergi ke Mesir untuk melakukan survei di Piramida Giza, menyelidiki bagaimana piramida ini dibangun. Hasil survei dan analisis tentang arsitektur Piramida Giza yang dipublikasikan adalah metodologi dan keakuratan survei, sangkalan terhadap teori-teori sebelumnya mengenai Piramida Giza, dan data-data terbaru mengenai Piramida Giza pada masa itu. Pada surveinya, ia sangat terkejut dengan kerusakan-kerusakan yang dialami oleh monumen-monumen piramida dan mumi. Dia menggambarkan Mesir seperti “rumah yang hancur” dan ia merasa harus menyelamatkan apa yang ada agar pengetahuan tentang piramida tidak hilang begitu saja.
   Pada akhir tahun 1880, Petrie kembali ke Inggris dan menulis sejumlah artikel terkait surveinya di Mesir. Ia juga bertemu dengan Amelia Edwards, seorang jurnalis yang tertarik dengan Mesir dan bersedia membiayai ekskavasi Petrie selanjutnya di Mesir.
   Pada bulan November 1884, Petrie memulai ekskavasinya di Mesir. Ia melakukan penggalian di situs baru di Tanis dengan bantuan 170 pekerja. Walaupun Petrie adalah seorang yang amatir, ia sangat dikagumi oleh ahli-ahli yang lebih senior karena menghapuskan sistem mandor-buruh pada penggaliannya sehingga pekerja bisa bekerja tanpa tekanan.
   Pada akhir penggalian di Tanis, ia memutuskan untuk keluar dari proyek dan pandanaan dan tetap tinggal di Mesir. Ia pergi ke situs pemakaman di Fayum dan menemukan makam yang utuh kemudian mengirimkan sebagian dari hasil dokumentasinya ke Egyptian Departemen of Antiquities. Namun pada akhirnya, Petrie marah akibat pengelolaan barang antik yang buruk dan menuntut agar barang-barang antiknya dikembalikan dan dipindahkan ke Museum Inggris.
   Pada tahun 1890, Petrie melakukan ekskavasi di Tell el-Hesi, Palestina. Disana, ia menemukan kompleks pemakaman di Wadi al-Rababah, Yerusalem, dari zaman besi dan periode awal Kekaisaran Romawi. Pada tahun 1891, ia bekerja di Kuil Aten di Tell el-Amarna dan menemukan struktur trotoar taman seluas 300m2 dan beberapa relief.
   Pada awal 1896, Petrie dan timnya melakukan ekskavasi di sebuah kuil di Luxor, kompleks pemakaman Amenhotep III. Setelah penggaliannya, ia menemukan dua kamar mayat. Petrie terus menggali hingga akhirnya ia menemukan sebuah prasasti yang memuat tentang pembuatan kuil oleh Merenptah, putra dari Ramses II. Selain itu, prasasti ini menggambarkan bagaimana Amenophis III dalam pertempuran antara Nubia dan Siria dan juga prestasi Amenhopis III atas pembangunan kuil tersebut. Proses penerjemahan prasasti ini dibantu oleh seorang egyptolog muda asal Jerman bernama Wilheim Spiegelberg.
   Pada tahun 1923, Petrie dianugerahi gelar bangsawan atas jasanya dalam kegiatan arkeologi dan egyptologi oleh Inggris. Petrie kemudian berfokus pada situs-situs di Palestina pada tahun 1926. Dia mulai melakukan ekskavasi diberbagai situs di sebelah barat daya Palestina, termasuk Tell el-Jemmeh dan Tell el-Ajjul.
   Perekaman dan studi artefak memakai standar baru dalam arkeologi. Petrie menghubungkan gaya pada tembikar dengan periodenya, ia juga orang pertama yang menggunakan seration pada Mesir Kuno, sebuah metode untuk mengetahui kronologi sebuah situs. Flinders Petrie adalah sorang mentor dan pelatih bagi para egyptolog, salah satunya adalah Howard Carter.
   Petrie menjadi sosok yang terkenal atas pemikirannya yang pro-eugenika dan opini yang obyektif mengenai topik-topik sosial yang ada seperti perdebatannya dengan egyptolog Museum British, E.A. Wallis Budge. Budge beranggapan bahwa agama di Mesir pada dasarnya identik dengan agama yang ada di timur laut dan tengah Afrika. Tetapi, Petrie menganggap bahwa kebudayaan Mesir Kuno berasal dari Kaukasia yang pada masanya menaklukan Mesir dan memperkenalkan sistem pemerintahan kerajaan/ Firaun.
   Petrie adalah seorang pro-eugenika yaitu percaya bahwa tidak ada yang namanya inovasi budaya atau sosial masyarakat, melainkan perubahan sosial yang ada merupakan hasil dari perubahan biologis, seperti migrasi atau penaklukan oleh bangsa asing yang menyebabkan keberagaman ras.
   Flinders Petrie juga seorang pemikir anti demokrasi Inggris dan seorang mukmin yang berdedikasi dalam superioritas Bangsa Utara atas Bangsa Latinate dan Selatan. Ia mengatakan bahwa pendapat Budge tentang orang Mesir Kuno adalah Bangsa Afrika sangat tidak ilmiah. Karya-karyanya yang pernah dipublikasikan antara lain: Tel el-Hesy. London: Palestine Exploration Fund; “The Tomb-Cutter’s Cubits at Jerusalem,” Palestine Exploration Fund QuQuarterly, 1892 Vol. 24: 24-35.

Referensi
en.wikipedia.org. akses di Makassar, 7 September 2013; pukul 00.37 WITA
Hirst, Kris. 2013. Sir William Flinders Petrie (1853-1942). archaeology.about.com. (akses di Makassar, 7 September 2013; pukul 00.44 WITA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar