Pelabuhan Paotere merupakan salah satu
pelabuhan yang berada di Kota Makassar.
Pelabuhan paotere ini tiap hari melayani dan menampung kapal-kapal kayu nelayan
maupun kapal kapal kayu pengangkut barang dan penumpang dari luar kota
makassar. Tiap hari berbagai kapal-kapal kayu berlabuh di pelabuhan ini baik
yang berukuran besar, sedang dan kecil. Kapal kayu yang berukuran besar sering
disebut dengan sebutan Kapal Phinisi
sedangkan kapal yang berukuran kecil biasa disebut dengan perahu Jollor. Setiap harinya perderan uang
terjadi di pelabuhan ini dan menjadikan pelabuhan paotere merupakan pemasukan
daerah kota makassar yang cukup besar pemasukkannya. Di pelabuhan paotere juga
tidak hanya nelayan yang sibuk mengurusi muatan kapalnya tetapi ada beberapa
kegiatan perekonomian dan aktivitas masyarakat lain yang berupa banyaknya para
penjual ikan yang datang kepelabuhan paotere untuk membeli ikan segar yang baru
di bongkar dari kapal nelayan dan menyusunnya dalam keranjang-keranjang
jualannya. Para sawi juga sibuk mengurusi bongkaran kapal yang datang untuk
menurunkan ke dermaga. Pelabuhan Paotere berdekatan dengan rumah warga sehingga
warga sekitar juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari nafkah dengan
berjualan kebutuhan sehari-hari seperti berjualan nasi keliling dan menjajakan
kepada para sawi, penumpang dan pengunjung.
Dilihat dari sudut tata kota, pelabuhan Paotere dapat
dikatakan sebagai ‘anus’ sebelah utara Kota Makassar. Dahulu ia hanya berupa
saluran primer pembuangan limbah. Kemudian diperlebar dan diperbaiki guna
menyalurkan limbah buangan kota dan menghindari genangan air yang memang sering
melanda beberapa tempat di wilayah ini. Karena pelabuhan ini dekat dengan garis
pantai serta dapat dimasuki oleh perahu-perahu kecil, secara alamiah ia pun
dijadikan dermaga. Kebetulan pula pelabuhan rakyat (Pelra) Paotere yang menjadi
tempat menambat perahu dari pulau-pulau, sudah sangat padat dipenuhi
perahu-perahu besar dari luar propinsi. Perahu-perahu penumpang dari pulau
sekitar Makassar akhirnya lebih memilih pelabuhan Paotere sebagai tempat
berlabuh.
Waktu tersibuk di pelabuhan Paotere hanya berkisar
antara pukul 7 pagi hingga pukul 1 siang. Rentang waktu ini merupakan saat
datangnya perahu penumpang di pagi hari, dan kembali ke pulau masing-masing
siang harinya. Namun biasanya ada juga beberapa perahu pengangkut hasil laut
atau perahu-perahu yang punya kepentingan khusus pada sore hingga malam hari. Kesibukan
pagi di kanal ini akan berlajut terus hingga mencapai puncaknya menjelang siang
hari, pada saat para pedagang kembali dari pasar-pasar tempat mereka belanja.
Becak-becak yang dipenuhi sembako, sayuran, mainan anak-anak, bahan bakar solar
dan bensin, minyak tanah, dan lain-lain, akan beriringan memasuki pinggiran
pelabuhan. Ketika perahu terakhir berangkat ke pulau selepas salat dzuhur,
pelabuhan Paotere akan kembali sunyi. Tinggallah beberapa perahu yang tertambat
di situ, mungkin sedang mogok atau menunggu keluarga yang belum tiba untuk
diantar ke pulau tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar