Goa Pamona : Situs Religi Suku Pamona
Secara
administratif, Goa Pamona terletak sekitar ±56 km dari Kota Poso, tepatnya di
Desa Sangele, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Secara geografis,
situs ini terletak dipinggir Danau Poso. Vegetasi sekitar situs yang dapat diidentifikasi
antara lain, Pohon Beringin (Ficus
benjamina), Pohon Durian (Durio
zibethinus), Pohon Sukun (Artocarpus
altilis), dan tanaman lainnya, seperti rumput-rumput liar. Pintu masuk
situs tidak tertutup/ tidak memiliki daun pintu dan situs dikelilingi oleh
pagar kawat. Terdapat 36 buah anak tangga yang bersusun dari pintu masuk situs
hingga ke mulut gua. Tangga terbuat dari campuran semen dengan kondisi sekarang
yang berlumut, selain itu tidak ada pegangan tangga membuat tangga tersebut
agak licin.
Goa
Pamona merupakan gua karst aktif dengan ukuran lebar mulut gua ±2 m dan tinggi
±0,7 m. Terdapat jalan setepak di dalam gua untuk memudahkan pengunjung
memasuki gua tersebut. Panjang jalan setapak tersebut ±200 m dan setelah itu, jalan
masuk gua tertutup oleh tumpukan bebatuan/ buntu. Kondisi langit-langit gua yang
berlubang-lubang, membuat cahaya matahari mudah masuk sehingga membantu
penerangan dalam gua walau hanya di beberapa tempat saja.
Tinggalan-tinggalan
arkeologis yang ada di gua tersebut yaitu beberapa tulang belulang manusia. Tulang-tulang
yang mampu diidentifikasi adalah tulang paha (Femur), tulang rusuk (Riba),
tulang lengan atas (Humerus), tulang
pangkal paha (Illum), dan tulang rahang
bawah (Mandibula). Jumlah
tulang-tulang tersebut belum sempat terhitung dan kondisi beberapa tulang
hancur. Tulang-tulang tersebut ditumpuk disebelah kanan jalan setapak, ±80 m
dari mulut gua. Beberapa tulang tersebut ditulis-tulisi/ vandalism. Temuan di
gua ini sangat sedikit dan terpusat pada titik yang disebutkan atas.
Nama
dari gua tersebut diambil dari nama suku yang mendiami wilayah Poso, Suku
Pamona. Suku Pamona sendiri sebenarnya berasal dari dataran tinggi Salu Moge
(Luwu Timur), namun sejak pemberontakan DI/TII, Suku Pamona tersebar hingga ke
tanah Poso. Menurut sejarahnya, Goa Pamona berfungsi sebagai tempat penguburan
masyarakat Suku Pamona yang berdarah bangsawan.
Saat
ini, Goa Pamona telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya dibawah pengawasan Badan
Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, dan
Sulawesi Tengah, yang kantornya berpusat di Gorontalo. Goa Pamona juga
merupakan objek wisata yang ditawarkan oleh pemerintah Sulawesi Tengah kepada
para turis-turis lokal maupun asing. Walaupun begitu, akses menuju ke Goa
Pamona kurang baik dan untuk saat ini, gua tersebut sangat jarang dikunjungi.
Pandangan
masyarakat terhadap gua tersebut masih sacral dan cenderung mistis. Tetapi,
banyak pasangan-pasangan kawula muda yang berkunjung ke gua tersebut dengan
tujuan yang tidak baik. Terlebih lagi, mereka adalah penduduk sekitar situs
yang seharusnya menjaga situs itu seperti milik mereka sendiri.
Harapan
penulis ke depan, semoga pemerintah dan masyarakat bekerja sama terhadap
pelestarian Cagar Budaya, khususnya Goa Pamona karena dilihat dari nilai
pentingnya, Goa Pamona sangat berpengaruh terhadap sejarah Suku Pamona sendiri
dan juga nilai-nilai religi dan edukasi bagi generasi Pamona yang sekarang. Menjaga
nilai luhur (yang baik) dari masa lampau akan membuat masa depan menjadi baik.
Foto-foto di Goa Pamona.